Senin, 14 Juni 2010
Sepanjang Hayat Biarlah Terjaga
Yang singgah tadi malam adalah angin
tiba-tiba bersimpuh sambil menunjuk bulan
"Seharusnya engkau lena di tilam hangat peraduan !"
dia menegurku di malam buta
"Maaf, jasad masih kubawa temani pikiran !"
jawabku
Lantas dia berdiri, berputar menyapu bumi,
yang aku tempati untuk ruku' dan bertasbih
Yang datang setelah angin adalah mimpi,
mematung di depan pintu sambil menunjuk pagi
"Seharusnya aku berjumpa dengan jiwamu !" sindirnya
"Bukan jasad yang sepanjang malam menanti matahari !"
"Ah, hayatku tidaklah abadi, dan dengan terjaga aku mencium arasy".
Demikian aku berdalih.
Lantas dibalutnya mataku dengan tetes embun dini hari,
yang luruh satu persatu di putik kembang seruni.
M. Syarif. Kh.
Mei 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar