Rabu, 23 September 2009

Aku Menulis Untuk Telinga


Yang terentang antara engkau dan aku adalah makna
Bunyi yang “terlihat” dengan warna tak sama

Bila engkau kata samudra
Aku hampar bagimu angkasa
Lantas engkau tertawa
segera menyebutku gila !




Bagaimana engkau mengukur pawana
bila jarimu tak mampu menyentuh mega
Kala kusampaikan padamu dunia hampa
Engkau menudingku gila !

Anggapanmu langit berputar atas kepala
Lantas engkau sembah sebutir tanah
sebagai pusat alam semesta
Saat kubisikkan padamu, "Bumilah yang memutari surya",
Engkau mengejekku gila !

Karena aku menulis untuk telinga
Dan aku bicara kepada mata
Lantas engkau semua memanggilku gila !

Bawah bagiku adalah istana
Atas bagiku adalah keranda
Itu bagimu kekacauan matra
Dan itu bagiku pikiran merdeka

Tapi kau tetap memandangku gila !

0 komentar:

Posting Komentar